Senin, 23 Maret 2009

Visi Ekonomi Parpol Islam Tidak Jelas

Assalamu'alaikum wr wb,
Saat ini boleh dikata Visi Ekonomi Parpol Islam tidak jelas. Kalau mengenai masalah aliran sesat, pornografi, atau judi mungkin parpol Islam masih paham dan vokal soal itu. Tapi kalau menyangkut masalah ekonomi, sepertinya Parpol Islam belum menguasai Sistem Ekonomi mana yang sesuai dengan Islam, sehingga akhirnya Indonesia terjerumus ke dalam Sistem Ekonomi Kapitalis Neoliberalisme yang lebih menguntungkan Yahudi/AS ketimbang rakyat Indonesia/Ummat Islam. Padahal harusnya kita memeluk Islam secara Kaaffah (menyeluruh) . Tidak setengah-setengah.

Sebagai contoh, 90% migas kita justru dikuasai perusahaan asing yang mayoritas dari AS, Negara kafir harbi yang saat ini membantai ummat Islam di Iraq dan Afghanistan dan merupakan pendukung utama negara Israel yang juga membantai Muslim di Palestina. Emas, Perak, Tembaga, dan kekayaan alam kita juga dikuasai perusahaan asing negara tersebut.

Dari Migas, perusahaan negara-negara asing mendapat 40%. Itu jika mereka tidak menipu bangsa Indonesia. Sebab Amien Rais sendiri mengatakan, bagaimana kita tahu berapa banyak gas yang dihasilkan kalau hasilnya langsung dialirkan melalui pipa ke Singapura? Kemudian dari Emas, perak, tembaga, dan sebagainya perusahaan asing tersebut mendapat 85% sementara 240 juta rakyat Indonesia hanya dapat 15%. Tak heran jika 6 dari 10 perusahaan terkaya di dunia adalah perusahaan-perusaha an Migas yang beroperasi di Indonesia, di antaranya Exxon Mobil yang pendapatannya pada tahun 2007 mencapai US$ 452 Milyar (Rp 5.420 Trilyun), sementara mayoritas rakyat Indonesia termiskinkan.

Sadar/tidak sadar sebagian pemimpin Indonesia/Islam justru jadi kaki tangan perusahaan-perusaha an asing/kafir harbi.

Saya lihat justru parpol yang tidak mengusung nama Islam, seperti Gerindra, yang membawa sistem Ekonomi Islam meski namanya/jargonnya tidak berbau Islam. Maaf, ini bukan kampanye, tapi sekedar pembelajaran bagi kita semua agar parpol Islam lebih bagus dan lebih jelas visi Ekonomi mereka hingga benar-benar memakai sistem Ekonomi yang sesuai Islam. Kefakiran dekat dengan kekufuran. Jadi Ekonomi sangat penting.

Jika kita ingin mengetahui Sistem Ekonomi Islam seperti apa, ada baiknya membaca paparan Sistem Ekonomi Islam yang dipaparkan oleh Hizbut Tahrir. Mereka telah melakukan studi dan mempelajari hadits-hadits yang berkaitan dengan Ekonomi Islam dengan baik sekali. Bahkan Hizbut Tahrir juga bekerjasama dengan Ekonom Rakyat dari UGM seperti Dr Revrisond Baswir dan Dr. Ichsanuddin Noorsy.

Prabowo mengatakan bahwa Indonesia tidak pantas jadi negara miskin karena Indonesia mempunyai kekayaan alam yang banyak. Indonesia harus mandiri.
Menurut PENA, perusahaan asing berhasil mendapat Rp 2.000 Trilyun/tahun dari kekayaan alam di Indonesia.

Nah kemandirian ekonomi ini sebetulnya sejalan dengan ayat Al Qur’an di bawah. Allah melarang orang-orang kafir memasuki kota Mekkah. Padahal sebelumnya perekonomian penduduk Mekkah sangat bergantung pada mereka. Toh Allah mengingatkan agar kita tidak takut miskin.

“Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati Masjidilharam sesudah tahun ini. Dan jika kamu khawatir menjadi miskin, maka Allah nanti akan memberimu kekayaan kepadamu dari karuniaNya, jika Dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” [At Taubah:28]

Ternyata memang penduduk Mekkah bisa bertahan. Bahkan ummat Islam akhirnya jadi jaya.. Saat ini Iran yang diembargo AS dan tidak “dibantu” (baca: diperas) oleh AS justru lebih makmur dan mandiri daripada Indonesia. Jadi ironis sekali jika bangsa Indonesia yang mayoritas Muslim menyerahkan kekayaan alamnya pada negara kafir harbi seperti AS.

Nabi Muhammad dan para sahabat tidak pernah menyerahkan kekayaan alam ummat Islam pada negara Romawi dan Persia sehingga ketika berhadapan dengan mereka, ummat Islam bisa menang.

Pertambangan emas itu sudah berjalan ribuan tahun. Jadi teknologinya sudah dikuasai bangsa Indonesia. Demikian pula dengan pertambangan Migas yang sudah ratusan tahun. Mayoritas pekerja di perusahaan2 asing di Indonesia adalah putera Indonesia. Anak-anak Indonesia sering jadi juara Olimpiade Sains dan Matematika dunia. Oleh karena itu bangsa Indonesia sebetulnya mampu untuk mandiri! Lihat kemampuan bangsa Indonesia seperti PT INKA yang sebetulnya sudah mampu membuat mobil di:

http://infoindonesi a.wordpress. com

Harusnya pemerintah menyisihkan Rp 10 trilyun dari APBN yang besarnya Rp 1.037 trilyun sehingga pasar kendaraan bermotor yang nilainya sekitar Rp 200 trilyun/tahun bisa dikuasai bangsa Indonesia. Ini akan menghemat devisa dan membuka lapangan kerja.

Prabowo juga mengajak untuk berpegang pada ekonomi rakyat yang berpihak pada rakyat. Bukan pada perusahaan-perusaha an besar/asing/”Pasar”.

Aneh jika ada pejabat Parpol Islam yang menjadi Ketua Komisi DPR yang membawahi ESDM atau Pertambangan, tapi ternyata kebijakan Migas yang dibuatnya mengikuti kepentingan Pasar/USAID, bukan rakyat Indonesia sehingga harga migas di Indonesia naik mengikuti harga Pasar Komoditas di NYMEX New York yang penuh dengan para spekulan komoditas. Harusnya sebagai pimpinan pejabat itu bisa membuat kebijakan yang mengutamakan kepentingan rakyat dan bernafaskan Islam. Minimal seperti kata ahli perminyakan Dr Kurtubi, harga minyak Indonesia bisa dijual berdasarkan Harga Pokok Penjualan (Ongkos + Sedikit keuntungan). Bukan berdasarkan Harga Pasar Spekulan NYMEX yang lebih tinggi.

Padahal Nabi Muhammad untuk hal-hal yang jadi kebutuhan rakyat seperti air, tidak mengikuti pasar. Tapi justru menggratiskannya kepada rakyat.
Ketika seorang Yahudi menjual air dengan harga tinggi ke pada rakyat Madinah, Nabi meminta sahabat untuk membeli sumur air milik Yahudi tersebut. Sumur air tersebut dibeli, kemudian airnya dibagikan gratis untuk rakyat

Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara UUD 45 Pasal 33 ayat 2
Dalam Islam, negara memenuhi kebutuhan vital bagi rakyatnya secara gratis. Bukan menjual dengan harga ”Pasar” yang dipermainkan oleh para spekulan!
Selain itu, air, padang rumput, dan api (energi) menurut Islam adalah milik ummat Islam bersama. Bukan justru diserahkan kepada orang-orang kafir harbi!

Kaum muslimin berserikat (memiliki bersama) dalam tiga hal, yaitu air, rerumputan (di padang rumput yang tidak bertuan), dan api (migas/energi) . (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat UUD 45 Pasal 33 ayat 3

Menurut Pancasila dan Islam Kekayaan Alam yang merupakan kebutuhan vital rakyat banyak dikelola negara. Bukan MNC yang menjual ke rakyat Indonesia dengan harga setinggi-tingginya atau Harga Dunia!

Prabowo juga berani mengatakan bahwa Bursa Saham itu tidak lebih dari ajang perjudian. Memang Bursa Saham, Pasar Uang, dan juga Pasar Komoditas saat ini merupakan ajang spekulasi/judi yang banyak menyedot uang dan bisa menghancurkan perekonomian dunia.

Terlepas kita memilih Prabowo atau tidak, tapi harusnya Parpol Islam membawa Visi Ekonomi Islam. Bukan Sistem Ekonomi yang dibuat oleh kaum Yahudi dan Nasrani seperti Sistem Ekonomi Kapitalis Neoliberalis. Minimal Parpol Islam harus memiliki Visi Ekonomi Rakyat dan Kemandirian. Ummat Islam harus Kaaffah dan memakai Sistem Ekonomi Islam. Bukan yang lain!
Agar mendapat simpati rakyat, Partai Islam tidak hanya mengandalkan sentimen agama Islam. Tapi juga memberi solusi untuk mengatasi kemiskinan lewat sistem Ekonomi Islam sehingga selruh rakyat Indonesia bisa hidup makmur.

Patutkah ummat Islam mengikuti paham Ekonomi Yahudi dan Nasrani dan meninggalkan Hukum Allah?

„Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.“ [Al Baqarah:208]

”Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki? Hukum siapakah yang lebih baik daripada hukum Allah bagi orang-orang yang yakin?” [Al Maa-idah:50]
Ini adalah gambaran Sistem EKonomi Kapitalis Neoliberalis yang diusung oleh orang-orang Liberal (satu grup dengan JIL) yang merupakan kaki tangan AS:

Neoliberalisme: Paham Ekonomi yang mengutamakan sistem Kapitalis Perdagangan Bebas, Ekspansi Pasar, Privatisasi/ Penjualan BUMN, Deregulasi/Penghila ngan campur tangan pemerintah, dan pengurangan peran negara dalam layanan sosial (Public Service) seperti pendidikan, kesehatan, dan sebagainya.
“Pasar Modal” (Pasar Uang, Pasar Saham, dan Pasar Komoditas) adalah prioritas utama
Neoliberalisme dikembangkan tahun 1980 oleh IMF, Bank Dunia, dan Pemerintah AS (Washington Consensus)
Neoliberalisme lebih mengutamakan sektor keuangan (Makro) daripada sektor riel. Di Indonesia sekitar Rp 60 T/tahun untuk pemilik SBI/SUN
Memberikan “kebijakan” pinjaman hutang dengan syarat agenda Neoliberalisme bagi dunia
Penghargaan diberikan bagi negara yang taat dan hukuman bagi yang membangkang
Pematokan Kurs (Pegged Rate) uang dihapus diganti dengan ”Kurs Mengambang” (Floating Rate)
Agar nilai uang stabil pemerintah membayar sekitar Rp 60 Trilyun setiap tahun ke pemegang SBI dan ORI
Hancurnya Rupiah tahun 1998 dari Rp 2.200/1 USD hingga Rp 11.670/1 USD akibat ”Kurs Mengambang” dari Neoliberalisme
Penghapusan ”Subsidi” BBM dan Listrik yang menaikan harga. Bensin tahun 1998 sekitar Rp 700/liter jadi Rp 6.000 di 2008 (Naik 76%/tahun)
Penjualan BUMN/BUMD ke Swasta/MNC. PAM, Indosat, Telkom, Krakatau Steel dijual ke Swasta/Asing. RS Pemerintah ke Swasta
Privatisasi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) jadi BHMN. Uang masuk/kuliah di UI Rp 200 ribu pada tahun 1998 jadi Rp 25 juta dan Rp 7,5 juta per semester tahun 2008 (Naik 365%/tahun)
Lihat lebih jauh tentang paham sistem ekonomi Neoliberalisme yang bertentangan dengan Islam yang diusung oleh orang2 Liberal di bidang ekonomi (saudara JIL):
http://media- islam.or. id/2008/09/ 16/paham- ekonomi-neoliber alisme-bertentan gan-dengan- islam/
http://kabarislam. wordpress. com

Wassalam
===

2 komentar:

David Pangemanan mengatakan...

INI BUKTINYA : PUTUSAN SESAT PERADILAN INDONESIA

Putusan PN. Jkt. Pst No. 551/Put.G/2000/PN.Jkt.Pst membatalkan demi hukum atas Klausula Baku yang digunakan Pelaku Usaha. Putusan ini telah dijadikan yurisprudensi.
Sebaliknya, putusan PN Surakarta No. 13/Pdt.G/2006/PN.Ska justru menggunakan Klausula Baku untuk menolak gugatan. Padahal di samping tidak memiliki Seritifikat Jaminan Fidusia, Pelaku Usaha (PT. Tunas Financindo Sarana) terindikasi melakukan suap di Polda Jateng.
Inilah realitas peradilan di Indonesia.
Quo vadis Hukum Indonesia?

David
(0274)9345675

BALI PARADISE KALISUREN mengatakan...

hmmm, thanks for your comment and visit my blog

Daftar dapet duit loh