Senin, 23 Februari 2009

Kanker Prostat pembunuh terbesar kaum Lelaki

Semarang CyberNews. Bagi kaum wanita, kanker yang menjadi mimpi buruk bisa saja kanker payudara atau kanker leher rahim. Tapi bagi kaum pria, mimpi buruk itu adalah kanker prostat. Belakangan, penyakit yang disebabkan oleh keganasan sel pada kelenjar prostat ini kian merebak.
Walau di Asia masih tergolong sedikit penderitanya, data dari 13 fakultas kedokteran universitas negeri di Indonesia menunjukkan, kanker prostat termasuk dalam 10 penyakit keganasan tersering pada pria. Di subbagian urologi, bagian bedah Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), selama periode 1995-1998 ditemukan rata-rata 17 kasus per tahun dan menduduki peringkat kedua setelah kanker buli-buli (kandung kemih). Angka ini tak bisa diabaikan sebab penyakit tersebut membunuh sekitar 10.000 lelaki setiap kasus.
Menurut dr Ardy Santosa SpU, kanker prostat adalah kanker paling umum di kalangan laki-laki dan menjadi pembunuh terbesar kedua di antara kanker-kanker yang menyerang kaum laki-laki. Kanker prostat jarang menyerang laki-laki di bawah usia 50 tahun, kecuali bila ada di antara keluarga memiliki riwayat kanker prostat sebelumnya.
"Biasanya kanker prostat ditemukan pada laki-laki usia lebih dari 50 tahun. Di Amerika, kejadian kanker prostat 30 % terjadi pada pria 70-80 tahun, 75 % terjadi pada pria usia lebih dari 80 tahun," jelasnya dalam seminar 'Manfaat Support Group Kanker' di RS Telogorejo baru-baru ini.
Disebutkan, selain faktor usia, faktor resiko penyakit mematikan ini antara lain adalah riwayat keluarga dengan penyakit prostat, kebiasaan merokok, obesitas atau kegemukan, diet lemak hewani, daging dan hati, serta seringnya terpapar Cadmium (Cd) yang banyak terdapat pada alat-alat listrik dan baterai.
"Oleh karena itu, dibutuhkan vitamin A, E, selenium yang terkandung dalam ikan laut dan biji-bijian, antioksidan karotenoid yang banyak terdapat dalam tomat, serta isoflavon dan fitoestrogen yang banyak terkandung dalam kedelai untuk mencegahnya, " jelas ahli urologi itu.
Pada stadium awal, penyakit ini hampir tak memiliki gejala dan tanda-tanda. Hal inilah yang kemudian menyebabkan pasien datang berobat dalam kondisi stadium lanjut, sehingga pengobatan sudah terlambat. Untuk stadium lanjut, biasanya terdapat gangguan kencing seperti nyeri, sulit atau tidak bisa kencing, kencing berwarna merah. "Bila sudah sampai parah, kanker akan menyebar ke tulang sehingga akan terasa gangguan seperti nyeri tulang, dan gangguan saraf tulang belakang," tutur dia.
Sampai saat ini, mayoritas ahli medis di seluruh dunia menggunakan tes Prostate Specific Antigen (PSA) untuk mengetahui keberadaan kanker prostat. Untuk kondisi normal, PSA bernilai 0,4 - 4 ng/mL. Sedang untuk nilai PSA 4 - 10 ng/mL menunjukkan 20% kemungkinan kanker, dan nilai PSA lebih dari 10 ng/mL menunjukkan lebih dari 50% kemungkinan kanker. Bila nilai PSA mengalami peningkatan lebih dari 20% per tahun, maka dianjurkan untuk segera melakukan biopsi.(
(Fani Ayudea /CN08)

Tidak ada komentar:

Daftar dapet duit loh